Tepis‌ ‌Keraguan,‌ ‌Raih‌ ‌Impian‌

Rohman atau yang biasa disapa Omen adalah salah satu alumni PKBM Pemimpin Anak Bangsa (YPAB) yang lulus pada 2017. Ia merupakan pria asal Banjarnegara, Jawa Tengah, yang kini telah berkeluarga dan berdomisili di Cipinang, Jakarta Timur. Sejak menyelesaikan pendidikan di YPAB, Omen melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Saat ini Omen masih berkuliah di Universitas Mpu Tantular, Fakultas Ilmu Komunikasi, Program Studi Hubungan Masyarakat (Humas). Selain berkuliah, mahasiswa tingkat akhir ini juga bekerja sebagai Sortation Center Team Leader di PT Lazada Logistics.

Menemukan YPAB

Sebelum Omen menyelesaikan pendidikan kesetaraannya dan bisa berkuliah seperti saat ini, Omen mengaku jika dirinya sempat menghabiskan waktu yang cukup lama untuk mencari lembaga kesetaraan Paket C yang tidak hanya menjual ijazah, tapi memang mengajarkan ilmu kepada peserta didiknya. Beberapa tawaran Paket C yang datang selalu berslogan “Dengan Uang Akan Mendapat Ijazah Instan”, sementara bukan itu yang Omen inginkan. Omen ingin bisa menebus kesalahannya di masa SMK yang membuatnya putus sekolah dengan cara kembali belajar sebagai seorang siswa yang bertanggung jawab agar ia bisa memiliki bekal ilmu untuk memasuki dunia yang lebih luas. Sampai akhirnya, Omen mengetahui YPAB melalui sebuah acara di salah satu televisi swasta. Dalam tayangan itu disebutkan bahwa YPAB menjunjung tinggi prinsip integritas dalam dunia akademis dan tidak menjual ijazah instan tanpa proses belajar dan transfer ilmu pengetahuan. Saat itu pula Omen langsung tertarik dan mencari tahu lebih banyak seputar YPAB dan akhirnya ia memutuskan untuk bergabung dengan YPAB.

Selama bersekolah di YPAB, Omen merasa kagum dengan konsep yang diterapkan oleh YPAB, terlebih para tutor yang mampu mengemas proses pembelajaran menjadi sesuatu yang menyenangkan dan menciptakan suasana belajar yang interaktif. Omen mengaku tak pernah merasa kehilangan motivasi selama belajar di YPAB, justru ia selalu menantikan akhir pekan tiba untuk berkumpul dan belajar bersama rekan-rekan senasibnya. Hampir selalu, ia berat hati ketika harus meninggalkan kelas saat waktu belajar tatap muka di YPAB berakhir. “Terasa berat saat harus pulang.” ujar Omen.

Menurut Omen, YPAB telah mengubah banyak hal yang ada dalam dirinya. Salah satu yang paling penting adalah tentang pentingnya integritas dan kejujuran. Ia pun bercerita bahwa hal tersebut masih tertanam dalam dirinya sampai saat ini, baik itu urusan akademis maupun pekerjaan. Salah satu hal yang berkesan bagi Omen dari YPAB, yaitu saat ia termotivasi untuk menggapai pendidikan setinggi mungkin dan pada akhirnya membawa ia untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi (Strata 1). Sebelum mengenal YPAB, hal tersebut merupakan sesuatu yang sama sekali tidak pernah terpikirkan olehnya.

Bertumbuh dan Fokus Membangun Kehidupan

Melihat kehidupan yang ia jalani saat ini, Omen harus berusaha ekstra dalam membagi waktu antara kuliah, pekerjaan, dan berinteraksi dengan keluarga kecilnya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri, karena ia harus menahan ego untuk tetap fokus pada prioritasnya dan tidak menghabiskan waktu untuk hal yang tidak perlu.

Ia mengaku sempat mengalami titik terberat dalam hidupnya, yaitu di mana tempat bekerjanya harus tutup dan ia pun harus keluar dan mencari pekerjaan yang baru. Di masa itu, Omen memutuskan untuk mengambil cuti dua semester dari perkuliahan yang sudah menginjak akhir semester 4 dan memilih untuk fokus bekerja sebagai pengemudi ojek online. Ia sempat berpikir pesimis jika ada kemungkinan dirinya akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan lagi. Namun, atas segala usaha yang dilakukannya, Omen berhasil melewati rintangan itu dan bisa meneruskan rencana kehidupan yang telah ia jalani, yaitu kembali bekerja dan berkuliah. 

Sebelum menjadi bagian dari PT Lazada Logistics, Omen pernah membuka bisnis online sendiri. Usaha online yang pertama berkiprah di dunia fesyen, namun tidak berjalan baik. Pantang menyerah, ia mencoba lagi. Pada masa awal pandemi Covid-19, ia memanfaatkan peluang tersebut dengan kembali berjualan online. Produk yang dijual oleh Omen berupa masker (masker kain dan masker medis) yang saat itu menjadi kebutuhan khusus masyarakat dalam menjalani aktivitasnya. Kali ini, usahanya terbilang mulus. Ia juga memperluas peluang bisnisnya dengan menambahkan kategori produk yang dijual, yaitu hijab.

Cita-Cita Sederhana

Setelah menjalani perkuliahan selama tujuh semester, ia berpandangan dunia perkuliahan begitu menarik, khususnya bagi para individu yang haus akan ilmu pengetahuan. “Perguruan tinggi begitu mengakomodir orang-orang yang berkemauan keras untuk mengeksplorasi minat dan bakatnya.” kata Omen.

Karena harus bekerja dan mencari nafkah untuk keluarga pada pagi hingga petang, Omen memilih kelas perkuliahan reguler yang dilaksanakan pada malam hari. Sebagai individu yang menjalankan kehidupan sebagai mahasiswa, Omen tidak melewatkan kesempatan untuk bergabung pada kegiatan senat mahasiswa dan kepanitiaan penyelenggara seminar dan pelatihan. Ia juga aktif dalam kegiatan yang bersifat wajib, seperti pengabdian masyarakat yang mengharuskan setiap mahasiswa turun langsung ke lingkungan masyarakat. Salah satu kegiatan yang telah ia dan rekan sesama mahasiswanya laksanakan yaitu pengabdian masyarakat di sebuah Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).

Saat ditanya mengenai cita-cita, ia mengaku memiliki cita-cita yang sederhana yaitu bisa membahagiakan dan bermanfaat bagi orang-orang di sekelilingnya. “Karena kita hidup dengan banyak andil dari orang lain, jadi sebisa mungkin berguna dan bermanfaat bagi orang lain.”kata Omen.

Pasca lulus kuliah nanti, Omen berencana ingin tetap meningkatkan karirnya di tempat ia bekerja sekarang, sambil mengembangkan usaha di bidang jasa dan toko online yang saat ini sudah ia mulai dan telah berjalan dengan beberapa orang karyawan. Satu dekade dari sekarang, ia berharap sudah bisa mengelola usahanya secara penuh waktu.

Kerinduan dan Kerelawanan

Omen memiliki ketertarikan untuk terjun dalam dunia kerelawanan, tetapi untuk saat ini ia belum bisa mewujudkan hal tersebut karena jadwal kuliah dan pekerjaan yang sangat padat. Ia takut tidak bisa berkontribusi maksimal jika harus memaksakan dengan kondisinya sekarang. Selain itu, ia juga sangat ingin berkontribusi lebih sebagai relawan di YPAB suatu saat nanti.

Sebelum pandemi Covid-19 terjadi dan YPAB masih beroperasi di luar jaringan, sesekali Omen mengajak beberapa teman sekelasnya dulu kembali ke YPAB. Tidak hanya untuk mengobati rindu akan suasana belajar dan perjuangan bersama, tetapi juga sebagai relawan untuk membantu para tutor mengawasi proses ujian dan mengoreksi lembar jawaban, khususnya pada mata pelajaran bahasa Inggris. Namun, saat ini hal yang bisa ia lakukan sekadar berbagi cerita dengan peserta didik dan calon peserta didik YPAB, serta masyarakat umum tentang pengalaman belajarnya di YPAB.

Cara lain yang ia lakukan untuk mengobati kerinduannya pada masa-masa sekolahnya dulu adalah mengamati perkembangan dan kegiatan YPAB. Omen mengaku selalu mengamati perkembangan YPAB melalui media sosial. “Media sosial YPAB terlihat semakin bagus, semakin bisa menceritakan progres, visi, dan misi YPAB.” menurut Omen.

Tepis Keraguan

Di Akhir perbincangan, tak lupa Omen menyisipkan pesan bagi masyarakat prasejahtera putus sekolah di luar sana yang masih ragu melanjutkan pendidikannya di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) penyelenggara pendidikan kesetaraan. Menurutnya, hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah sebagai berikut.

Pertama, pendidikan kesetaraan berkualitas tidak bisa dipandang sebelah mata. Pendidikan kesetaraan juga bisa mengantarkan individu untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri, dan meraih kembali impiannya yang tertunda karena suatu kondisi atau keadaan.

Kedua, jangan ragu. Jika Anda masih ragu, cari dan kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai lembaga penyelenggara pendidikan kesetaraan yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Utamakan yang tidak hanya bebas biaya, tapi juga berkualitas (bukan hanya ijazah instan).
Ketiga,manfaatkan peluang untuk bisa sekolah lagi di YPAB, sebagaimana Omen dan rekan-rekan memanfaatkan kesempatan ini. Di mana setelah belajar dan lulus dari program kesetaraan paket C, para peserta didik tingkat akhir dan alumni aktif mengikuti ujian seleksi masuk perguruan tinggi. Mengingat PKBM Pemimpin Anak Bangsa merupakan penyelenggara pendidikan kesetaraan berkualitas dan bebas biaya (gratis), kesempatan ini sangat disayangkan untuk dilewatkan. Terlebih, sejak pandemi Covid-19, kesempatan bagi WNI putus sekolah untuk belajar di YPAB semakin terbuka lebar dengan kelas dalam jaringan sinkron dan asinkron. Bisa belajar di mana saja, kapan saja. Omen pun sangat terkesan dengan kelas-kelas yang dipimpin oleh para tutor yang merupakan lulusan dari kampus-kampus terbaik di dalam maupun luar negeri. “Mereka berasal dari dunia profesional dan bekerja di perusahaan-perusahaan ternama, yang mana semakin menunjukkan betapa beruntungnya para peserta didik YPAB, termasuk saya, karena bisa dibimbing langsung oleh para tutor yang hebat-hebat itu.” kata Omen.

Penulis: Keysha Cri Maharani | Editor: Dina Berina

Comments are closed.