Berawal dari Keterbatasan

Lintang Sani atau yang akrab disapa dengan Lintang adalah salah satu alumni PKBM Pemimpin Anak Bangsa (YPAB) yang bergabung pada tahun 2015 dan lulus tahun 2017. Perempuan yang gemar menulis cerita pendek ini berasal dan berdomisili di Bogor, Jawa Barat. Ia tercatat sebagai mahasiswi di Universitas Borobudur, Fakultas Hukum, dengan Program Studi Ilmu Hukum.

Berawal dari Keterbatasan

Seperti kebanyakan peserta didik YPAB yang satu angkatan dengannya, Lintang mengetahui YPAB dari salah satu acara televisi yang ditontonnya kala itu. Ia kemudian tertarik untuk mencari tahu lebih banyak informasi seputar YPAB di internet.

Alasan Lintang memilih YPAB sebagai tempat ia melanjutkan pendidikan adalah karena ia merasa kalau YPAB merupakan tempat yang bersahabat baginya. Wanita penyuka mata pelajaran PKn ini merupakan seorang berkebutuhan khusus (disabilitas) sejak lahir. Keterbatasan fisiknya membuat ia tidak pernah mengenyam pendidikan di bangku sekolah formal, karena ia merasa kesulitan jika harus duduk untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar dengan waktu yang cukup panjang.

Hal lain yang membuat Lintang merasa terkesan selama bersekolah  di YPAB adalah ia bisa bertemu dengan teman-teman seperjuangan yang saling mendukung dan ringan untuk membantu. Dalam sistem pembelajaran, menurut Lintang. YPAB menitikberatkan para peserta didik untuk mampu menguasai materi pelajaran yang telah dibahas, namun tentu saja materi tersebut telah dikemas oleh para tutor dengan cara yang mudah dipahami sehingga pembelajarannya terasa menyenangkan. Tidak hanya soal pembelajaran materi, tapi Lintang juga merasa ada perkembangan dalam dirinya yang ia dapat dari YPAB, “YPAB mengubah saya menjadi seseorang yang tidak mudah menyerah” kata Lintang.

Pendidikan dan Perjuangan untuk Penyandang Disabilitas

Lintang mengaku jika sebelumnya ia tidak pernah terpikir untuk bisa melanjutkan pendidikannya sampai ke jenjang Perguruan Tinggi (Strata 1). Menurutnya, yang membuat dunia perkuliahan terlihat menarik yaitu karena kita dapat mempelajari lebih detail tentang suatu bidang yang diminati. 

Berdasarkan pengalaman yang ia rasakan, metode pembelajaran di YPAB, yang mengharuskan peserta didik untuk belajar secara mandiri, membuatnya merasa terlatih dan lebih berinisiatif dalam urusan akademik. Selain itu, suasana belajar yang interaktif, di mana para peserta didik diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya sehingga terjadi proses diskusi merupakan metode yang juga digunakan oleh jenjang Perguruan Tinggi. Proses pembelajaran tersebutlah yang menjadi bekal bagi Lintang, sehingga ia tidak merasa kaget saat memasuki dunia perkuliahan. Meski terlihat mudah, ternyata Lintang masih memiliki tantangan tersendiri, yaitu infrastruktur kampus yang kurang memadai bagi para penyandang disabilitas/pengguna kursi roda seperti dirinya.

Setelah lulus kuliah nanti, dengan kemampuan ilmu yang telah dipelajarinya dalam Program Studi Ilmu Hukum, Lintang ingin dapat memperjuangkan segala kebutuhan dan hak-hak para penyandang disabilitas agar mereka bisa mendapat kehidupan yang semakin baik dan meminimalisir berbagai keluhan atau kendala yang selama ini dirasakan oleh mereka. Ia juga berencana untuk membuat tulisan tentang perjuangan hidupnya sebagai seorang disabilitas yang memiliki semangat tinggi untuk terus menimba ilmu.

Tidak cepat puas atas keberhasilannya meraih pendidikan di jenjang S1, Lintang pun berniat mencari beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang perkuliahan Strata 2 (S2) agar ia bisa semakin melengkapi kemahiran ilmunya dan mengamalkan hal tersebut dengan turut andil dalam bidang pendidikan, yaitu kelak menjadi seorang dosen.

Di samping itu, Lintang juga menyampaikan impiannya untuk berkontribusi lebih dalam dunia pendidikan bagi individu berkebutuhan khusus. “Saya ingin mendirikan sebuah yayasan bagi penyandang disabilitas di bidang pendidikan agar mereka bisa memperoleh pendidikan secara gratis bagi mereka yang tidak mampu” ungkapnya.  Begitu mulia cita-cita Lintang untuk membantu para masyarakat yang berkebutuhan khusus. 

Proses Adalah Hal Terpenting

Menurutnya, lewat pendidikan masyarakat dapat memiliki kemampuan dan keterampilan sebagai modal untuk bersaing dalam dunia kerja. Tidak lupa juga, Lintang ingin bisa berkontribusi untuk YPAB. Ia menyadari akan keterbatasan yang dimilikinya, namun Lintang tetap akan melakukan sesuatu yang dapat membantu kesuksesan YPAB. 

Menurut Lintang, hal terpenting dalam sebuah pembelajaran bukan tentang hasilnya, melainkan proses yang telah dilalui dengan perjuangan dan kemudian dapat menjadikan diri kita sebagai individu yang pantang menyerah. Begitulah pesan Lintang untuk masyarakat di luar sana yang masih ragu memilih YPAB sebagai wadah penghubung antara pendidikan dengan mereka yang memiliki berbagai keterbatasan dalam meraih impiannya untuk bisa bersekolah lagi. “YPAB merupakan sekolah kesetaraan yang berkualitas dan sangat mengajarkan nilai-nilai integritas” tegasnya.

Comments are closed.