Siti Nurhasanah lulus dari program Paket C di PKBM Pemimpin Anak Bangsa (YPAB) pada 2017. Perempuan asal Brebes, Jawa Tengah, ini kini berdomisili di Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Anah, begitu ia akrab disapa, mengaku mengenal YPAB dari seorang kerabat yang kebetulan pernah belajar di YPAB. Berawal dari informasi yang ia dapatkan dari kerabatnya tersebut, ia memutuskan untuk mendaftarkan diri sebagai peserta didik YPAB dan kembali bersekolah pada 2015.
Anah menceritakan bahwa alasan ia memilih YPAB adalah karena waktu belajar YPAB yang terjadwal setiap akhir pekan (Sabtu-Minggu) sehingga dapat memudahkannya untuk bekerja sambil sekolah. Anah, yang saat itu merasa bahwa YPAB merupakan tempat belajar yang tepat baginya, semakin terkagum saat mengetahui bahwa YPAB tidak membatasi usia peserta didik. “Dari YPAB, saya mengerti kalau menuntut ilmu tidak mengenal batas usia.” ujar Anah.
Adaptasi dan Karakter Diri
Setelah lulus dari YPAB, Anah memilih untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang Sekolah Tinggi, yaitu di Fakultas Kesehatan STIKes Widya Dharma Husada Tangerang, Program Studi Diploma III Farmasi. Anah mengisahkan tentang program studi Farmasi yang ia pilih, di mana pada bidang ini ia dituntut memiliki keahlian matematis yang mumpuni. Ia mengaku sempat harus beradaptasi lebih keras untuk menguasai keahlian berhitung. “Mau tidak mau harus bisa!” ia memotivasi diri.
Perempuan yang baru saja menyelesaikan pendidikan Program D-III ini berpandangan dunia perkuliahan memiliki tantangan tersendiri, khususnya tuntutan untuk lebih mandiri. “Kita harus mampu belajar mandiri, harus inisiatif sendiri. Kalau tidak begitu, kita akan ketinggalan,” ungkap Anah. Namun, ia mengaku tidak kaget dengan kondisi tersebut. “Penanaman nilai kedisiplinan, kejujuran, dan tanggung jawab telah saya dapatkan semenjak bersekolah di YPAB.” sambung Anah. Ia pun menambahkan bahwa YPAB telah banyak membangun karakter diri yang lebih baik.
Berwawasan di Tengah Perkembangan Zaman
Bagi Anah, pendidikan merupakan aspek kehidupan yang penting. Mendapatkan keahlian dan keterbukaan wawasan merupakan konsekuensi pendidikan bagi setiap orang yang berani menjalaninya. “Hal tersebut merupakan modal utama bagi masyarakat untuk berkembang dan bersaing di zaman yang sudah dipenuhi kecanggihan seperti saat ini.” Anah menegaskan.
Selama belajar di YPAB, Anah mengaku selalu termotivasi. “Hal mengesankan lainnya adalah para peserta didik YPAB merupakan pribadi yang bersemangat tinggi dalam belajar.” kata Anah. Terlebih saat mendekati pekan ujian, menurutnya semua warga belajar terbiasa mempersiapkan dirinya semaksimal mungkin agar bisa melewati ujian dengan baik. Ia pun menambahkan, bahwa sejak belajar di YPAB, Anah mampu hidup lebih disiplin dan menghargai waktu.
Apotek Impian
Anah juga bercerita tentang harapannya untuk bisa terjun ke dunia profesional dan menempuh pendidikan yang lebih tinggi. “Jika memiliki kemampuan finansial yang lebih baik, saya berniat melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata 1 (S1).” harap Anah.
Anah juga berharap bisa mendapatkan jenjang karir yang lebih baik setelah menyelesaikan pendidikannya secara bertahap. Sehingga ia dapat meningkatkan perekonomian keluarga dan membeli sebuah rumah. Selain menyampaikan keinginannya untuk bisa berkarir sesuai bidang keilmuannya, Anah juga mengutarakan salah satu impian terbesarnya. “Salah satu impian terbesar yang ingin saya wujudkan adalah membangun usaha apotek sendiri.” kata Anah.
Kebersamaan Berbalut Toleransi
Pernah menjalani kehidupan bersama YPAB, membuat Anah memiliki minat yang besar dalam berkontribusi dalam dunia kerelawanan, khususnya bidang sosial. “Saya ingin bisa membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan di luar sana. Saya juga ingin berkontribusi untuk YPAB, sekolah yang telah mengantar saya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.” ungkap Anah.
Momen kebersamaan dan toleransi yang ia rasakan selama di YPAB merupakan hal yang ia rindukan. Menurutnya, latar belakang warga YPAB sangat beragam, dan dalam keberagaman itu warga YPAB (relawan dan peserta didik) bisa saling menghargai dan merangkul satu sama lain. “Jangan memandang YPAB dari luar saja, Anda akan menemukan di dalamnya ada banyak orang yang akan membantu Anda mewujudkan impian. Tanpa pandang usia, ras, dan agama.” pesan Anah.