Kelas Wawasan: Mengenal Pendidikan Tinggi

Di PKBM Pemimpin Anak Bangsa (YPAB), tiap peserta didik akan diajak untuk memikirkan kembali mimpi. Di sepanjang perjalanan belajar di YPAB, peserta didik terus-menerus diingatkan untuk menemukan jalan menuju mimpi tersebut. Jika mimpinya adalah memiliki profesi yang membutuhkan keterampilan dan modal, tantangan yang perlu diwujudkan adalah bagaimana keterampilan itu dapat dipelajari dan ditekuni, lalu bagaimana sebuah perencanaan usaha dapat dirumuskan secara komprehensif.

Seringkali, profesi yang diimpikan peserta didik membutuhkan pendidikan tinggi; dan sebagian besar dari mereka mengimpikan untuk dapat menempuh pendidikan tinggi (kuliah). Sayangnya, hampir semua tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang pendidikan tinggi, sehingga pada akhirnya mendapatkan kekecewaan karena perbedaan ekspektasi.

Kelas pengembangan wawasan berjudul “Mengenal Pendidikan Tinggi” dibawakan oleh Rizal Arryadi (Kak Ical), di Rumah Belajar Bintaro pada tanggal 29 Februari 2020, dan diikuti oleh semua peserta didik Paket B dan Paket C. Sesi diawali dengan pertanyaan menggelitik “If you’re destined to be a superhero, which weapon would you choose?” Kelas wawasan ini serupa dengan kelas wawasan yang telah diadakan sebelumnya di Rumah Belajar Tanah Abang pada tanggal 19 Januari 2020 yang dibawakan oleh Kak Bagas, Kak Laras, dan tutor-tutor tamu dari Nutrifood.

Pembahasan pertama adalah mengenal jenis-jenis pendidikan tinggi menurut peraturan perundangan yang berlaku, sekaligus meluruskan pemahaman yang sering keliru mengenai pendidikan sarjana, pendidikan vokasi, dan pendidikan khusus; termasuk perbedaan penyelenggara pendidik tinggi seperti akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas.

Selanjutnya, dibahas lebih dalam mengenai berbagai pendidikan kedinasan dan penyelenggaranya, termasuk membahas seberapa terbuka berbagai penyelenggara pendidikan tinggi tersebut atas lulusan pendidikan kesetaraan.

Pembahasan inti dari sesi ini, yaitu pemaparan jurusan-jurusan di perguruan tinggi, diwarnai dengan berbagai pertanyaan sesuai dengan minat dan meluruskan persepsi yang keliru. Mengupas berbagai jurusan ilmu-ilmu eksakta, alam, sosial, bahasa, budaya, dan seni, diskusi pun terasa memperluas pengetahuan peserta didik. Pembahasan termasuk di perguruan tinggi mana jurusan tersebut tersedia, apakah terbuka untuk lulusan dengan peminatan IPS, apakah tersedia di perguruan tinggi swasta, ataukah tersedia di kelas karyawan yang memungkinkan mereka menempuhnya sambil bekerja.

Selanjutnya, peserta didik diajak untuk melakukan perencanaan kelayakan keuangan, agar mimpi mereka lebih realistis. Berapa perkiraan biaya yang diperlukan untuk kuliah, apa saja kemungkinan beasiswa yang ada, dan berapa uang yang harus disisihkan agar rencana dapat terlaksana. Peserta didik juga dibawa untuk memiliki berlapis-lapis perencanaan, jika rencana utama tidak dapat tercapai.

Comments are closed.